Post by kenyir on Jan 25, 2006 11:14:08 GMT -1
KESEDIAAN BARAT MENGHADAPI KEMBALINYA KHILAFAH
;D
Kembalinya Khilafah (Negara Islam yang menyatukan seluruh negeri-negeri muslim) telah menjadi fokus perhatian pemerintahan AS dan Inggeris. Beberapa bulan belakangan ini, PM Tony Blair, sebagaimana Rumsfeld dan Jenderal Myers dari AS memperingatkan tentang gerakan Islam yang akan mengganti pemerintahan yang berkuasa saat ini di negeri-negeri Islam. Pidato Bush pada 6 Oktober 2005, menyatakan hal yang senada :
"Kaum militan percaya bahwa dengan menguasai satu negara akan menggerakan umat Islam dan sanggup menggulingkan pemerintahan moderat di Timur Tengah dan menegakkan kembali empayar Islam radikal yang akan menyebar dari Sepanyol hingga Indonesia."
Barat Melihat Negara Khilafah sebagai raksasa tidur (the sleeping giant) yang menguasai dunia selama ratusan tahun. Barat juga telah pernah terjun dalam pergolakkan dengan raksasa tidur ini dalam waktu yang lama, yang akhirnya berjaya mereka kalahkan dengan kehancuran Khilfah Islam pada 1924. Negara Islam Khilafah berhadapan melawan negara-negara Eropah dalam waktu yang panjang, pertempuran dalam Perang Salib, penaklukan Constantinople- salah satu ibukota terpenting kerajaan Kristian saat itu- oleh Khilafah Usmaniyah yang memimpin umat Islam, dan tentera Khilafah bahkan boleh menjangkau sempadan Vienna. Setelah itu Eropah berjaya menghentikan kecepatan perluasan Negara Khilafah ketika itu.
Satu hal yang jelas terlihat adalah perlakuan menjijikkan dari Barat ketika itu terhadap kaum muslim selama pencerobohan mereka, saat mereka membantai seluruh penduduk Al Quds (Palestin) dan Al Andalus (Sepanyol) ketika memasuki daerah tersebut. Hal ini jelas berbeza dengan kemurahan hati dan kebaikan yang ditunjukkan oleh umat Islam saat merebut kembali Al Quds dan menaklukkan Istanbul (Constantinople). Hal ini didasarkan pada kesaksian sejarawan Barat sendiri.
Barat terus menerus berusaha mencari jalan untuk mendistorsi (menyimpangkan) citra Khilafah dan umat Islam sepanjang sejarah. Ilmuwan Perancis, Count Henri DiCastri, mengatakan dalam bukunya :
"Saya tidak tahu apa yang akan dikatakan oleh umat Islam jika mereka tahu sejarah Abad Pertengahan, dan mengerti isi syair-syair dari penggubah lagu-lagu gereja. Seluruh lagu-lagu kami , yang ditulis hingga abad ke-12 , menghasilkan satu satu pemikiran: … semuanya berisi kebencian terhadap umat Islam…"
Semua kisah-kisah ini -akibatnya- memperkuat gambaran yang salah tentang Islam dalam fikiran masyarakat. Banyak syair yang menggambarkan kaum muslim sebagai penyembah yang 'idiot', musyrik, kafir, orang murtad. Hal ini tercermin dari pernyataan Lord Allenby saat memasuki Al Quds tahun 1917, dia berkata :
"Sekarang Perang Salib telah berakhir."
Setelah perang dunia Pertama, Eropah kembali menjajah negeri Islam dan menghancurkan Khilafah Usmaniyah. Mereka mengaku telah datang menyelamatkan bangsa Arab. Sama halnya disaat ini, Amerika Syarikat datang menjajah Irak dan mengaku telah menyelamatkan Iraq dari Saddam Hussain. Cara yang sama seperti dilakukan oleh AS di Iraq, dilakukan negara Barat lainnya seperti Inggeris, Perancis yang melakukan kejahatan yang hina di negeri-negeri Islam.
Dengan penjajahan ini, Barat memerintahkan ejen-ejen mereka (penguasa-pengusa boneka di negeri Islam) untuk menyesatkan kurikulum pendididkan. Dirancanglah kurikulum yang memuliakan Barat, disisi lain dibuat merendahkan sejarah umat Islam sendiri. Di sekolah-sekolah- seperti yang disaksikan saat ini- pelajar-pelajar Islam lebih hafal tentang sejarah Eropah daripada sejarah Islam. Mereka boleh secara rinci mengfapal pertempuran Otto Von Bismarck's. Sebaliknya, mereka hampir tidak lagi mengetahui sejarah agung jihad yang dilakukan oleh Salahuddin al Ayyubi, Al-Thaahir Beebars, atau Muhammad al Fatih.
Pengajaran sejarah yang menyimpang ini telah membuat sebahagian kaum muslim melihat Khilafah Usmaniyah sebagai negara penjajah, sembari mengabaikan fakta bahwa negara ini telah mengatur urusan mereka dan melindungi mereka. Bahkan keadaan terburuk dan kritis Khilafah Islam pun, kebaikan Khilafah tidak dapat dicapai oleh umat Islam saat ini yang benar-benar berada dalam keadaan terpuruk. Dapat kita bandingkan bagaimana saat Sultan Abdul Hamid II melindungi Palestin, meskipun ketika itu keadaan Khilafah dalam keadaan melemah. Sementara saat ini penguasa-penguasa muslim hanya memberikan jalan kepada Israel untuk tetap menguasai Palestin. Yang ertinya, telah memberikan jalan bagi Israel untuk membunuh umat Islam sana.
Ada pertanyaan mendasar yang perlu kita tanyakan kepada pihak yang sering menuduh Khilafah sebagai system dictator. Kenapa system Khilfah mampu bertahan selama lebih dari 1300 tahun diterima oleh masyarakat baik muslim mahupun non muslim?. Dan kenapa pula, meskipun Khilafah telah runtuh, masih banyak orang yang memeluk Islam yang diterapkan oleh sistem Khilafah tersebut. Dan bandingkan pula dengan keadaan sekarang, apakah tanpa Khilafah keadaan umat Islam lebih baik dibanding saat umat Islam dibawah naungan Khilafah ? Untuk menjawab pertanyaan ini, tentu saja kita perlukan kejujuran hati dan kejernihan berfikir. Untuk itu adalah penting bagi umat Islam untuk belajar sejarah mereka sendiri, dibanding belajar sejarah kita dari musuh-musuh kita.
Pernyataan Bush adalah bahagian kecil dari lanjutan kempen untuk memesongkan citra Islam sekaligus diguna sebagai alat legitimasi untuk memerangi umat Islam. Kegelisahan Barat saat ini tentang akan kembalinya Khilafah semoga menunjukkan fajar kemenangan Islam semakin dekat. Sama seperti saat orang-orang kafir di Mekah dan Madinah menjadikan Rasulullah dengan risalah yang dibawanya sebagai bahan pembicaraan utama, kerana kekhuatiran mereka terhadap kebenaran Islam. Tak lama setelah itu Allah SWT memberikan kemenangan kepada kaum muslim, Insya Allah.
;D
Kembalinya Khilafah (Negara Islam yang menyatukan seluruh negeri-negeri muslim) telah menjadi fokus perhatian pemerintahan AS dan Inggeris. Beberapa bulan belakangan ini, PM Tony Blair, sebagaimana Rumsfeld dan Jenderal Myers dari AS memperingatkan tentang gerakan Islam yang akan mengganti pemerintahan yang berkuasa saat ini di negeri-negeri Islam. Pidato Bush pada 6 Oktober 2005, menyatakan hal yang senada :
"Kaum militan percaya bahwa dengan menguasai satu negara akan menggerakan umat Islam dan sanggup menggulingkan pemerintahan moderat di Timur Tengah dan menegakkan kembali empayar Islam radikal yang akan menyebar dari Sepanyol hingga Indonesia."
Barat Melihat Negara Khilafah sebagai raksasa tidur (the sleeping giant) yang menguasai dunia selama ratusan tahun. Barat juga telah pernah terjun dalam pergolakkan dengan raksasa tidur ini dalam waktu yang lama, yang akhirnya berjaya mereka kalahkan dengan kehancuran Khilfah Islam pada 1924. Negara Islam Khilafah berhadapan melawan negara-negara Eropah dalam waktu yang panjang, pertempuran dalam Perang Salib, penaklukan Constantinople- salah satu ibukota terpenting kerajaan Kristian saat itu- oleh Khilafah Usmaniyah yang memimpin umat Islam, dan tentera Khilafah bahkan boleh menjangkau sempadan Vienna. Setelah itu Eropah berjaya menghentikan kecepatan perluasan Negara Khilafah ketika itu.
Satu hal yang jelas terlihat adalah perlakuan menjijikkan dari Barat ketika itu terhadap kaum muslim selama pencerobohan mereka, saat mereka membantai seluruh penduduk Al Quds (Palestin) dan Al Andalus (Sepanyol) ketika memasuki daerah tersebut. Hal ini jelas berbeza dengan kemurahan hati dan kebaikan yang ditunjukkan oleh umat Islam saat merebut kembali Al Quds dan menaklukkan Istanbul (Constantinople). Hal ini didasarkan pada kesaksian sejarawan Barat sendiri.
Barat terus menerus berusaha mencari jalan untuk mendistorsi (menyimpangkan) citra Khilafah dan umat Islam sepanjang sejarah. Ilmuwan Perancis, Count Henri DiCastri, mengatakan dalam bukunya :
"Saya tidak tahu apa yang akan dikatakan oleh umat Islam jika mereka tahu sejarah Abad Pertengahan, dan mengerti isi syair-syair dari penggubah lagu-lagu gereja. Seluruh lagu-lagu kami , yang ditulis hingga abad ke-12 , menghasilkan satu satu pemikiran: … semuanya berisi kebencian terhadap umat Islam…"
Semua kisah-kisah ini -akibatnya- memperkuat gambaran yang salah tentang Islam dalam fikiran masyarakat. Banyak syair yang menggambarkan kaum muslim sebagai penyembah yang 'idiot', musyrik, kafir, orang murtad. Hal ini tercermin dari pernyataan Lord Allenby saat memasuki Al Quds tahun 1917, dia berkata :
"Sekarang Perang Salib telah berakhir."
Setelah perang dunia Pertama, Eropah kembali menjajah negeri Islam dan menghancurkan Khilafah Usmaniyah. Mereka mengaku telah datang menyelamatkan bangsa Arab. Sama halnya disaat ini, Amerika Syarikat datang menjajah Irak dan mengaku telah menyelamatkan Iraq dari Saddam Hussain. Cara yang sama seperti dilakukan oleh AS di Iraq, dilakukan negara Barat lainnya seperti Inggeris, Perancis yang melakukan kejahatan yang hina di negeri-negeri Islam.
Dengan penjajahan ini, Barat memerintahkan ejen-ejen mereka (penguasa-pengusa boneka di negeri Islam) untuk menyesatkan kurikulum pendididkan. Dirancanglah kurikulum yang memuliakan Barat, disisi lain dibuat merendahkan sejarah umat Islam sendiri. Di sekolah-sekolah- seperti yang disaksikan saat ini- pelajar-pelajar Islam lebih hafal tentang sejarah Eropah daripada sejarah Islam. Mereka boleh secara rinci mengfapal pertempuran Otto Von Bismarck's. Sebaliknya, mereka hampir tidak lagi mengetahui sejarah agung jihad yang dilakukan oleh Salahuddin al Ayyubi, Al-Thaahir Beebars, atau Muhammad al Fatih.
Pengajaran sejarah yang menyimpang ini telah membuat sebahagian kaum muslim melihat Khilafah Usmaniyah sebagai negara penjajah, sembari mengabaikan fakta bahwa negara ini telah mengatur urusan mereka dan melindungi mereka. Bahkan keadaan terburuk dan kritis Khilafah Islam pun, kebaikan Khilafah tidak dapat dicapai oleh umat Islam saat ini yang benar-benar berada dalam keadaan terpuruk. Dapat kita bandingkan bagaimana saat Sultan Abdul Hamid II melindungi Palestin, meskipun ketika itu keadaan Khilafah dalam keadaan melemah. Sementara saat ini penguasa-penguasa muslim hanya memberikan jalan kepada Israel untuk tetap menguasai Palestin. Yang ertinya, telah memberikan jalan bagi Israel untuk membunuh umat Islam sana.
Ada pertanyaan mendasar yang perlu kita tanyakan kepada pihak yang sering menuduh Khilafah sebagai system dictator. Kenapa system Khilfah mampu bertahan selama lebih dari 1300 tahun diterima oleh masyarakat baik muslim mahupun non muslim?. Dan kenapa pula, meskipun Khilafah telah runtuh, masih banyak orang yang memeluk Islam yang diterapkan oleh sistem Khilafah tersebut. Dan bandingkan pula dengan keadaan sekarang, apakah tanpa Khilafah keadaan umat Islam lebih baik dibanding saat umat Islam dibawah naungan Khilafah ? Untuk menjawab pertanyaan ini, tentu saja kita perlukan kejujuran hati dan kejernihan berfikir. Untuk itu adalah penting bagi umat Islam untuk belajar sejarah mereka sendiri, dibanding belajar sejarah kita dari musuh-musuh kita.
Pernyataan Bush adalah bahagian kecil dari lanjutan kempen untuk memesongkan citra Islam sekaligus diguna sebagai alat legitimasi untuk memerangi umat Islam. Kegelisahan Barat saat ini tentang akan kembalinya Khilafah semoga menunjukkan fajar kemenangan Islam semakin dekat. Sama seperti saat orang-orang kafir di Mekah dan Madinah menjadikan Rasulullah dengan risalah yang dibawanya sebagai bahan pembicaraan utama, kerana kekhuatiran mereka terhadap kebenaran Islam. Tak lama setelah itu Allah SWT memberikan kemenangan kepada kaum muslim, Insya Allah.