Post by super on Oct 16, 2008 13:57:15 GMT -1
Karena Transaksi yang Batil, Bursa Saham Didesak Ditutup untuk Selamanya
Thursday, 16 October 2008 18:57
Syabab.Com - Ratusan aktivis Hizbut Tahrir Indonesia melakukan aksi damai di bundaran HI, Kamis (16/10/08) mendesak pemerintah dan rakyat agar menolak sistem kapitalisme ala Amerika Serikat dan menyerukan penutupan bursa saham. Muhammad Ismail Yusanto menyatakan pangkal dari krisis ekonomi sekarang adalah ekonomi ribawi yang salah satu pilar pentingnya ada bursa saham. “Bursa saham adalah transaksi batil karena itu harus ditutup selamanya”, tegas Juru bicara HTI ini.
Aktifitas bursa dan pasar saham adalah haram dalam Islam, lanjutnya. Jual beli saham, obligasi dan komoditi tanpa adanya syarat serah terima komoditi yang bersangkutan, bahkan bisa diperjual belikan tanpa harus mengalihkan komoditi tersebut dari tangan pemiliknya yang asli adalah sistem yang batil dan menimbulkan masalah.
Adapun dalam pernyataan tertulisnya, menurut Jubir Hizbut Tahrir Indonesia ini, krisis finansial global yang bermula di Amerika Serikat membuktikan rapuhnya sistem kapitalisme yang dijalankan di negara tersebut.
Sistem kapitalisme di AS, ujar dia, merupakan penyebab dari terseretnya banyak negara lain untuk mengalami krisis finansial serupa. Ia berpendapat bahwa hal itu juga disebabkan karena pemerintah AS pada dekade 70-an tidak lagi memperbolehkan simpanan emasnya untuk ditukar dengan mata uang dolar AS. Hal ini menyebabkan mata uang dolar AS sangat mendominasi perekonomian global dan menjadi persentase terbesar dalam cadangan devisa di banyak negara.
Untuk itu, HTI menginginkan agar emas dan perak dapat dimasukkan kembali sebagai mata uang, terutama dalam bentuk dinar dan dirham seperti masa Nabi Muhammad SAW.
Ismail juga mengemukakan bahwa sistem yang digunakan di bursa dan pasar modal juga memicu terjadinya spekulasi yang bisa diperoleh antara lain melalui cara-cara yang manipulatif.
Sementara itu orator yang lain menyerukan penolakan terhadap sistem kapitalisme yang sangat rapuh dan batil. Farid Wadjdi anggota DPP Hizbut Tahrir Indonesia mengatakan inti dari ekonomi kapitalisme adalah riba dan judi, dua perkara yang diharamkan dalam Islam. Farid juga mengutip hadist Rosulullah yang isinya Allah SWT akan menimpakan azab bagi kaum tersebut , kalau riba dan zina merajalela dan dibiarkan.
“Ekonomi ribawi harus diganti dengan ekonomi Islam “, tegasnya.
Orator yang lain, Wahyudi, meminta umat Islam untuk mengganti mata uang dolar yang menjadi pangkal krisis keuangan dunia. Sejak disingkirkannya emas sebagai cadangan mata uang dan dimasukkannya dollar sebagai pendamping mata uang telah menjadikan dolar yang tidak berbasis emas mendominasi dunia.
“Goncangan sekecil apapun terjadi pada dolar telah menjadi pukulan telak bagi negara lain, jadi mata uang dolar turut andil dalam krisis dunia dunia “, ujar Wahyudi.
Tampak beberapa poster dibawa oleh para anggota Hizbut Tahrir Indonesia ini diantaranya bertuliskan, "Lantai Bursa adalab Big Casion". Aksi ini menampilkan sebuah teatrikal yang menggambarkan para kapitalis dengan roda besar yang berputar menindas dan terus menerus menghisap masyarakat dunia. Juga diletuskannya balon-balon yang menggambarkan ekonomi kapitalisme yang kelihatannya bagus namun sejatinya rapuh. Setelah ditutup dengan doa para peserta membubarkan diri dengan tertib. [m/li-hti/ant/syabab.com]
Thursday, 16 October 2008 18:57
Syabab.Com - Ratusan aktivis Hizbut Tahrir Indonesia melakukan aksi damai di bundaran HI, Kamis (16/10/08) mendesak pemerintah dan rakyat agar menolak sistem kapitalisme ala Amerika Serikat dan menyerukan penutupan bursa saham. Muhammad Ismail Yusanto menyatakan pangkal dari krisis ekonomi sekarang adalah ekonomi ribawi yang salah satu pilar pentingnya ada bursa saham. “Bursa saham adalah transaksi batil karena itu harus ditutup selamanya”, tegas Juru bicara HTI ini.
Aktifitas bursa dan pasar saham adalah haram dalam Islam, lanjutnya. Jual beli saham, obligasi dan komoditi tanpa adanya syarat serah terima komoditi yang bersangkutan, bahkan bisa diperjual belikan tanpa harus mengalihkan komoditi tersebut dari tangan pemiliknya yang asli adalah sistem yang batil dan menimbulkan masalah.
Adapun dalam pernyataan tertulisnya, menurut Jubir Hizbut Tahrir Indonesia ini, krisis finansial global yang bermula di Amerika Serikat membuktikan rapuhnya sistem kapitalisme yang dijalankan di negara tersebut.
Sistem kapitalisme di AS, ujar dia, merupakan penyebab dari terseretnya banyak negara lain untuk mengalami krisis finansial serupa. Ia berpendapat bahwa hal itu juga disebabkan karena pemerintah AS pada dekade 70-an tidak lagi memperbolehkan simpanan emasnya untuk ditukar dengan mata uang dolar AS. Hal ini menyebabkan mata uang dolar AS sangat mendominasi perekonomian global dan menjadi persentase terbesar dalam cadangan devisa di banyak negara.
Untuk itu, HTI menginginkan agar emas dan perak dapat dimasukkan kembali sebagai mata uang, terutama dalam bentuk dinar dan dirham seperti masa Nabi Muhammad SAW.
Ismail juga mengemukakan bahwa sistem yang digunakan di bursa dan pasar modal juga memicu terjadinya spekulasi yang bisa diperoleh antara lain melalui cara-cara yang manipulatif.
Sementara itu orator yang lain menyerukan penolakan terhadap sistem kapitalisme yang sangat rapuh dan batil. Farid Wadjdi anggota DPP Hizbut Tahrir Indonesia mengatakan inti dari ekonomi kapitalisme adalah riba dan judi, dua perkara yang diharamkan dalam Islam. Farid juga mengutip hadist Rosulullah yang isinya Allah SWT akan menimpakan azab bagi kaum tersebut , kalau riba dan zina merajalela dan dibiarkan.
“Ekonomi ribawi harus diganti dengan ekonomi Islam “, tegasnya.
Orator yang lain, Wahyudi, meminta umat Islam untuk mengganti mata uang dolar yang menjadi pangkal krisis keuangan dunia. Sejak disingkirkannya emas sebagai cadangan mata uang dan dimasukkannya dollar sebagai pendamping mata uang telah menjadikan dolar yang tidak berbasis emas mendominasi dunia.
“Goncangan sekecil apapun terjadi pada dolar telah menjadi pukulan telak bagi negara lain, jadi mata uang dolar turut andil dalam krisis dunia dunia “, ujar Wahyudi.
Tampak beberapa poster dibawa oleh para anggota Hizbut Tahrir Indonesia ini diantaranya bertuliskan, "Lantai Bursa adalab Big Casion". Aksi ini menampilkan sebuah teatrikal yang menggambarkan para kapitalis dengan roda besar yang berputar menindas dan terus menerus menghisap masyarakat dunia. Juga diletuskannya balon-balon yang menggambarkan ekonomi kapitalisme yang kelihatannya bagus namun sejatinya rapuh. Setelah ditutup dengan doa para peserta membubarkan diri dengan tertib. [m/li-hti/ant/syabab.com]