|
Post by joharicom on Apr 29, 2006 1:43:38 GMT -1
Surat Terbuka Hizbut Tahrir Untuk Konferensi Al-Quds Teheran Jakarta, Kompas Dewan Pimpinan Pusat Hizbut Tahrir Indonesia, menyerahkan surat terbuka yang pernah disampaikan untuk Konferensi Al-Quds-Teheran kepada sejumlah pimpinan media massa di Jakarta. Surat terbuka yang disampaikan pada 15 April lalu, antara lain diserahkan kepada Pemimpin Redaksi Kompas, Suryopratomo, Senin (24/4). Penyerahan langsung surat terbuka itu dilakukan oleh Tim DPP HTI yang dipimpin Ahmad Junaidi. Dalam surat itu, menurut Ahmad Junaidi, HTI menyampaikan berbagai pemikiran tentang pengembalian tanah Palestina yang berdaulat. Surat untuk Konferensi Al-Quds antara lain disampaikan, untuk menerangi jalan para pejuang yang ikhlas dan jujur bagi tanah Palestina. DPP HTI mengharapkan Konferensi yang diikuti oleh 55 negara tersebut diadakan atas nama semua Palestina, bukan hanya Al-Quds. Hizbut Tahrir Indonesia juga mengingatkan, konferensi Palestina seharusnya untuk Panlestina secara keseluruhan. Karena itu, Al Quds sebagai jantung Palestina, tidak bisa dipisahkan dengan Palestina. (DTH) Sumber : www.kompas.com
|
|
|
Post by joharicom on Apr 29, 2006 1:46:35 GMT -1
Surat Terbuka Hizbut Tahrir kepada Parlemen Yordania sumber drp: hayatulislam.net - Kepada Yang Terhormat, Pimpinan dan Para Anggota Parlemen Yordania Assalamualaikum wr. wb. Segenap pujian milik Allah. Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah curahkan kepada Rasulullah Saw, keluarganya, para sahabatnya, serta siapa saja yang berjalan di atas petunjuknya dan menetapi manhaj-nya sampai Hari Kiamat. Wa ba‘d: Sesungguhnya kami, Hizbut Tahrir —wilayah Yordan, berupaya menyambut seruan Allah SWT: Karena itu, berilah peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat. Orang yang takut (kepada Allah) akan mengambil pelajaran, sementara orang-orang yang celaka akan menjauhinya. (Qs. al-A’la [87]: 9-11). Kami juga menyadari betul bahaya yang meliputi umat kami, umat Islam, akibat berbagai konspirasi. Sebagai upaya kami menyambut seruan Allah di atas dan sebagai bentuk kesadaran kami akan bahaya yang meliputi umat inilah kami menyampaikan seruan ini kepada Anda sekalian. Andalah yang memikul tanggung jawab lebih banyak dibandingkan dengan orang lain. Sebab, Anda telah merelakan diri Anda sendiri untuk berada dalam keadaan ini, meskipun di dalamnya banyak dosa dan kesalahan. Hal itu terkait dengan tindakan Anda membuat hukum dan perundang-undangan sendiri, padahal hal itu telah diharamkan secara tegas berdasarkan firman Allah SWT: Demi Tuhanmu, tidaklah mereka beriman hingga mereka menjadikan kamu sebagai hakim dalam perkara apa saja yang mereka perselisihkan di antara mereka, lalu mereka tidak menemukan dalam diri mereka rasa keberatan terhadap apa yang engkau putuskan, dan mereka menerimanya dengan sikap pasrah. (Qs. an-Nisâ’ [4]: 65). Sementara itu, melakukan koreksi/kritik adalah kewajiban kaum Muslim; baik yang duduk di parlemen maupun yang ada di luar parlemen. Hanya saja, karena kewajiban untuk melakukan koreksi/kritik ini merupakan salah satu fungsi lembaga parlemen, maka aktivitas ini menjadi tanggung jawab yang lebih besar lagi bagi Anda sekalian. Sebab, dalam hal ini, Anda tentu lebih mampu untuk menjalankan kewajiban ini dibandingkan dengan orang lain. Inilah sesungguhnya yang mendorong kami untuk menyeru Anda sekalian, meskipun kami sangat menyadari, apa yang telah Anda lakukan pada masa reses beberapa waktu lalu tidak menunjukkan bahwa Anda akan menjawab seruan kami ini. Namun demikian, kami tetap menyeru Anda sekalian lebih karena kami ingin melaksanakan tanggung jawab kami, dan agar kami memiliki alasan yang bisa diajukan kepada Allah SWT kelak, sekaligus mudah-mudahan Anda sekalian menjadi orang-orang yang bertakwa kepada-Nya. Wahai Pimpinan Parlemen, Sesungguhnya telah dimaklumi oleh orang yang jauh maupun yang dekat, bahwa rezim pemerintahan di Yordania dan institusi Yahudi memiliki hubungan yang bergitu harmonis, erat, dan tidak terpisahkan. Padahal sesungguhnya kita telah berusaha menghindari hubungan yang sangat hangat antara Istana ÇáåÇÔãí (Yordania) dan Yahudi sejak Kesepakatan Faishal-Eigmen (ÇíÒãä). Lalu Raja Hussein menyerahkan wilayah Tepi Barat kepada Yahudi pada tahun 1967 yang telah lalu, yang dilanjutkan dengan upayanya memberikan perhatian kepada áÌæáÏÇ ãÇÆíÑ pada tahun 1973, sejak terjadinya perang antara Mesir dan Suriah hingga sejumlah pertemuan yang terus berlangsung antara kedua belah pihak. Ini terjadi secara rahasia dan jauh dari pandangan publik hingga kita sampai pada Kesepakatan Wadi ‘Arabah yang penuh dengan pengkhianatan. Inilah pula yang telah mendorong rezim pemerintahan Yordania untuk mengumumkan secara buruk hubungan historisnya yang terus-menerus dengan institusi Yahudi. Setelah itu, kedua belah pihak saling bekerjasama secara terang-terangan untuk mengokohkan institusi Yahudi di Palestina. Keduanya bahkan secara bersama-sama memasarkan institusi Yahudi dan tindakan ekspansionisnya dengan berbagai alasan untuk bisa tetap tinggal di Palestina, agar Yahudi menjadi sebuah insitusi yang bisa diterima oleh negara-negara di sekitarnya. Dengan itulah, Yahudi lalu dapat memiliki sejumlah tanah dan industri yang mereka inginkan. Rezim Yordania juga telah membuat sejumlah perundang-undangan yang memberikan kemudahan kepada Yahudi untuk menguasai berbagai potensi/sumberdaya alam Yordan, agar menjadi landasan bagi Yahudi untuk bisa bertolak dari wilayah ini ke berbagai wilayah di negeri-negeri Muslim. Bersamaan dengan berbagai perjanjian dusta tentang ‘kemakmuran ekonomi’, terjadilah sepanjang beberapa tahun lalu kondisi yang menunjukkan semakin mahalnya harga barang-barang, semakin seriusnya kemiskinan dari hari ke hari, dan semakin menumpuknya utang luar negeri. Kondisi ini diiringi dengan tindakan rezim Yordania menjual negara dan berbagai perusahaannya secara tergesa-gesa serta privatisasi tanpa seorang pun penyelidik dan pengawas, Rezim pemerintah Yordan merasa tidak cukup dengan hubungan yang mesra ini dengan Yahudi. Rezim ini bahkan telah lama mempersiapkan dirinya untuk menjadi mitra aktif Yahudi dalam rangka melikuidasi (menghapus) masalah Palestina yang masih tersisa. Tujuannya adalah agar masalah Palestina di Konferensi Syarm-Sheikh beralih ke masalah yang berkaitan dengan upaya menjaga keamanan Yahudi dan menjaga eksistensinya di Palestina. Setelah Konferensi itu, rezim Yordan segera mengembalikan duta besar Yordan ke Israel sebagai isyarat akan adanya niat baik Yordania, meskipun sejak awal, penarikan duta besar Yordania dari Israel itu tidak berpengaruh sedikit pun terhadap hubungan mesra Yordania dengan institusi Yahudi itu. Karena rezim Yordan telah memaklumkan komitmennya secara terus-menerus untuk menjaga keamanan Israel, maka tidak boleh dalam kondisi apapun untuk menentang —baik dengan ucapan atau tindakan— institusi ini. Hal ini justru harus dipandang sebagai bagian dari apa yang disebutnya sebagai demi keamanan nasional, sebagai bentuk komitmen untuk melaksanakan Kesepakatan Wadi ‘Arabah yang penuh dengan pengkhianatan itu. Berbagai ‘sindikat’ kejahatan semacam ini jelas tidak jauh dari pandangan Anda sekalian. Sesungguhnya kami pun sangat khawatir terhadap rencana memecah-belah Yordania menjadi beberapa wilayah —yang disebut-sebut oleh Raja Hussein baru-baru ini sebagai salah satu bentuk federalisme— sebagai langkah awal demi masalah yang lebih penting dan lebih besar yang berkaitan dengan berbagai persiapan untuk mencapai solusi akhir, atau sebagai tonggak bagi Raja Hussein untuk memunculkan berbagai sikap fanatisme (‘ashabiyah) di Yordania sehingga dia bisa mengambil manfaat darinya demi kepentingan rezim pemerintahannya manakala hal itu terjadi. Pimpinan dan Para Anggota Parlemen, Sesungguhnya Anda sekalian telah mewarisi dari parlemen sebelumnya sebuah warisan berupa Kesepakatan Wadi ‘Arabah yang jahat. Anda tentu menanggung akibat, hasil, dan dosanya. Sebab, Anda sesungguhnya mampu untuk membatalkan kesepakatan ini, yang tidak mengikat kaum Muslim sedikitpun. Karena itu, kami menyeru Anda sekalian untuk: 1. Mengumumkan pembatalan Kesepakatan Wadi ‘Arabah sekaligus melenyapkan seluruh konsekuensi yang mungkin ditimbulkannya. 2. Memutuskan seluruh hubungan diplomasi dengan Israel sekaligus menganggap Israel sebagai musuh —yang telah merampas tanah kaum Muslim— yang wajib diperangi dan dilenyapkan. 3. Memutuskan seluruh investasi Israel di Yordania. 4. Menarik kembali kepercayaan (menyampaikan mosi tidak percaya) terhadap rezim pemerintah Yordan yang begitu berambisi untuk merealisasikan berbagai kepentingan kaum kafir Yahudi, Amerika, dan Inggris. Sesungguhnya kami tahu bahwa ini hanyalah baru sebagian kecil saja yang dapat Anda sekalian lakukan. Kami pun tahu bahwa sesungguhnya Anda mampu untuk melakukannya atau melaksanakan sebagiannya. Jika Anda mengabaikan hal ini, maka paling tidak Anda harus berusaha memaklumkan untuk berlepas diri dari rezim pemerintahan Yordan ini sekaligus lepas dari lembaga parlemen agar Anda tidak menjadi alat rezim pemerintah Yordan, yang akan memaksa Anda untuk merealisaikan berbagai makar dan ambisi kaum kafir. Wahai Pimpinan Parlemen, Sesungguhnya kami memperingatkan Anda akan murka Allah, yang akan ditimpakan kepada para penjual tanah kaum Muslim. Sesungguhnya kami memperingatkan kalian atas nama Allah SWT karena lembaga parlemen Anda telah bersekutu dalam mengokohkan Yahudi di Tanah Isra’ (Palestina), atau karena lembaga Anda telah menjadi lembaga yang ikut mempersiapkan upaya untuk melikuidasi sama sekali masalah Palestina, atau karena lembaga Anda telah turut menjadikan Yordania sebagai titik-tolak untuk merealisasikan berbagai ambisi Yahudi di negeri-negeri Muslim. Sesungguhnya setiap tempat akan menilai para penghuninya dan akan tetap menjadi ukiran yang terpahat dalam ingatan/rekaman sejarah. Sesungguhnya pula, akibat orang-orang yang melampaui batas terhadap tanah Islam kelak adalah bahaya yang akan menimpa mereka dengan izin Allah. Sesungguhnya jika Anda sekalian saat ini merasa bebas (aman) dari hukuman yang ditimpakan umat ini, maka sesungguhnya Anda sekalian tidak akan pernah bebas dari azab Allah SWT. Sesungguhnya azab akhirat itu sangat dahsyat dan kekal. (Qs. Thaha [20]: 127). 24 Muharram 1426 H 5 Maret 2005 H HIZBUT TAHRIR WILAYAH YORDANIA
|
|
|
Post by joharicom on Apr 29, 2006 1:48:20 GMT -1
ÇáÑÍíã
SURAT TERBUKA DARI HIZBUT TAHRIR INDONESIA KEPADA PRESIDEN BARU REPUBLIK INDONESIA, SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Yth. Bapak Susilo Bambang Yudhoyono
Presiden Republik Indonesia
di JAKARTA
Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuhu,
Sebelum Bapak membaca surat sederhana ini, kami perkenalkan kepada Bapak, bahwa kami adalah partai politik berideologi Islam, yang berjuang untuk melanjutkan kehidupan Islam melalui penegakkan kembali Negara Khilafah, yaitu Daulah Khilafah Rasyidah, di negeri-negeri kaum Muslim. Dalam berdakwah, kami tidak menggunakan sarana (termasuk cara-cara) fisik, tetapi melalui aktivitas politik dan pemikiran.
Sesungguhnya keyakinan kami akan kebenaran ideologi Islam dan akan tegaknya kembali Daulah Islamiyah, insya Allah dalam waktu dekat, itulah yang telah mendorong kami menyampaikan surat ini kepada Bapak.
Sehubungan dengan sangat urgennya “PERUBAHAN FUNDAMENTAL” di Indonesia dan negeri-negeri Islam, ada beberapa persoalan vital yang ingin kami sampaikan:
1. Indonesia adalah sebuah negeri Islam. Negeri Islam adalah negeri yang di sana pernah diberlakukan hukum-hukum Islam, atau negeri yang mayoritas penduduknya kaum Muslim. Sebagai negeri Islam yang memiliki sejarah emas, Indonesia mengharapkan kekuatan pada Khilafah dan akan hidup sebagai negara yang kuat dan mulia, di bawah naungannya. Masa lalu, Indonesia membuktikan bagaimana Khilafah Utsmaniyah telah membantu rakyat negeri ini mengusir Portugis dari pantai Pasai yang telah dicaploknya sejak tahun 1521 M. Beberapa tahun sebelumnya, Khilafah telah sampai tatkala terjadi serangan dari musuh, Portugis itu; di mana musuh tersebut terkagetkan dengan kedatangan Satuan Militer yang menginduk kepada Khilafah Utsmaniyah untuk membebaskan kerajaan Islam Malaka dari cengkeraman penjajah kafir itu. Dengan begitu, Negara Utsmani juga telah menjaga keamanan jalur haji Muslim Aceh melalui jalan laut, dengan mengusir Portugis dari perairan tersebut. Maka, mereka yang menyatakan bahwa ketika Khilafah telah benar-benar berdiri, Khilafah tidak akan ada manfaatnya sedikit pun bagi kita, sebenarnya pernyataan mereka itu tendensius. Mereka ingin menjauhkan kaum Muslim dari umatnya, dari kewajiban agung, yaitu kewajiban mendirikan Khilafah dan hidup di bawah naungannya.
2. Indonesia saat ini sedang menghadapi krisis yang sangat kompleks dalam seluruh aspek kehidupan. Di sisi lain, negeri ini pernah dijuluki sebagai zamrud khatulistiwa, karena kesuburan tanahnya dan kekayaannya yang melimpah. Namun, kini telah menjadi negeri miskin, yang GNP-nya hampir tidak lebih besar ketimbang Zimbabwe (salah satu negeri termiskin di Afrika), ditambah dengan hutang yang luar biasa besar, yang membebani negeri ini. Padahal semua orang tahu, bahwa Indonesia mempunyai kekayaan yang melimpah, baik di daratan maupun lautan. Buminya penuh dengan berbagai jenis barang tambang, baik yang tampak maupun masih tersimpan di dalamnya, seperti emas, nikel, timah, tembaga dan sebagainya, disamping kandungan gas dan minyak yang luar biasa. Demikian juga berton-ton emas tersimpan di bumi Papua, yang telah diketahui oleh negara-negara imperialis dan perusahaan-perusahaan mereka. Belum lagi kekayaan yang melimpah di perairannya, termasuk areal hutannya yang luas di kepulauan-kepulauannya, serta panorama alamnya yang indah yang telah dianugerahkan Allah kepadanya. Ada pertanyaan yang harus dijawab untuk menghadapi realitas ini yaitu, mengapa kemiskinan yang luar biasa ini bisa menimpa negeri ini, padahal kekayaan di daratan dan lautannya begitu melimpah?
3. Analisis terhadap kenyataan ini membuktikan bahwa penyebabnya adalah sistem Kapitalis Sekuler yang telah diterapkan di negeri ini sejak merdeka 17 Agustus 1945 hingga saat ini. Para penguasa yang telah silih berganti memerintah negeri ini telah menerapkan sistem sekuler, dan meninggalkan hukum-hukum Allah di belakang mereka. Mereka telah menerapkan sekularisme dalam seluruh urusan kehidupan. Mereka mengambil dari Islam sebatas urusan ibadah, itu pun tidak mereka ambil dengan cara yang benar. Jika diambil dengan benar pasti praktik-praktik ibadah tersebut akan membimbing mereka menuju wajibnya menerapkan hukum-hukum Islam dalam seluruh urusan kehidupan. Dari sistem Sekuler tersebut lahirlah berbagai bentuk tatanan yang jauh dari nilai-nilai Islam. Di negeri ini benar-benar telah mulai tampak nilai-nilai dari sistem Kapitalis, perilaku politik yang oportunistik, budaya hedonistik, kehidupan sosial yang egoistik dan individualistik, sikap beragama yang sinkretistik serta sistem pendidikan yang materialistik. Karena itu, dengan mempraktekkan sistem Sekuler tersebut para penguasa tadi telah jauh dari keridhaan Allah SWT.
4. Aktivitas perekonomian dalam sistem Kapitalis tegak di atas praktik eksploitasi dan keuntungan materi, tanpa memandang apakah sesuai dengan hukum-hukum Islam atau tidak. Sementara praktik politik dalam tatanan yang oportunistik, sebenarnya tidak didedikasikan untuk mengurusi urusan rakyat serta mewujudkan kesejahteraan mereka, melainkan sekadar untuk jabatan dan kepentingan sempit lainnya. Dalam tatanan budaya yang hedonistik, budaya telah berkembang sebagai alat pemuas nafsu jasmani. Barat dengan segala kebobrokannya telah menjadi kiblat dan standar kemajuan dan keterbelakangan. Sementara sikap agama yang sinkretistik telah menyebabkan sebagian umat Islam menyikapi agama mereka secara keliru, bahkan tidak suka dan memusuhinya. Sebagian di antara mereka telah lupa bahwa kemuliaan kaum Muslim adalah dengan terikat kepada agama yang telah diridhai oleh Allah untuk mereka; dan sebab kehinaan serta kesengsaraan mereka adalah karena tidak menerapkan agamanya. Sedangkan sistem pendidikan yang materialistik terbukti telah gagal, sehingga tidak bisa menghasilkan intelektual yang shalih; akibatnya negeri ini tidak pernah meraih kemajuan di bidang sains dan teknologi. Semua tadi menunjukkan dengan jelas, bahwa sistem Kapitalis Sekuler semakin menjauhkan kaum Muslim dari kemuliaan di dunia dan akhirat.
5. Mayoritas rakyat Indonesia adalah Muslim, dan mereka ingin terlepas dari semua bentuk krisis ini, tetapi bagaimana caranya? Apakah sekadar mengganti penguasa yang korup, dengan penguasa yang lain? Semenjak merdeka, sudah 6 presiden telah menduduki pemerintahan, tetapi masalahnya tetap sama, bahkan semakin bertambah buruk dan semakin buruk. Penyebabnya sistem yang diterapkan itulah yang merupakan sumber bencana. Selama sistem Sekuler Kapitalistik itu yang diterapkan, niscaya kebobrokan akan tetap menggurita di negeri ini. Solusinya bukan sekadar dengan melenyapkan para pengkhianat, koruptor, dan mereka yang tidak layak menduduki pemerintahan. Melainkan juga dengan mengubah dan melenyapkan sistem Sekuler Kapitalistik di Indonesia, serta menempatkan Islam sebagai penggantinya.
6. Mengganti sistem Sekuler Kapitalistik dengan penerapan sistem Islam merupakan solusi bagi semua problem negeri Muslim Indonesia ini. Solusinya bukan asal berubah, tetapi perubahan ke arah Islam. Dan Islamlah satu-satunya sistem yang telah diridhai Allah untuk umat ini. Islam pula yang akan membawa kehabagian bagi mereka dan seluruh umat manusia, jika diemban dan diterapkan.
7. Menerapkan Islam dalam seluruh urusan kehidupan, merupakan kewajiban dari Allah SWT, baik menyangkut masalah ibadah, akhlak, makanan, minuman, pakaian, politik luar negeri maupun hubungan internasional, serta semua urusan kehidupan, baik yang kecil maupun besar. Allah berfirman:
]ÝóáÇó æóÑóÈøößó áÇó íõÄúãöäõæäó ÍóÊøóì íõÍóßøöãõæßó ÝöíãóÇ ÔóÌóÑó Èóíúäóåõãú Ëõãøó áÇó íóÌöÏõæÇ Ýöí ÃóäúÝõÓöåöãú ÍóÑóÌðÇ ãöãøóÇ ÞóÖóíúÊó æóíõÓóáøöãõæÇ ÊóÓúáöíãðÇ[
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (TQS. An-Nisa [4]: 65)
8. Penerapan Islam secara sempurna dalam seluruh urusan kehidupan membutuhkan sebuah negara, yaitu Daulah Khilafah Islamiyah. Hal ini merupakan perkara yang telah diketahui kewajibannya dalam Islam (ma’lumun min al-diini bi al-dharurati), sebagaimana kewajiban agama yang lain, seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan hukum-hukum yang lain. Bahkan sejatinya, berdirinya negara Islam dengan segenap struktur dan wewenangnya sesuai dengan syariat Islam merupakan jaminan pelaksanaan hukum syara' di tengah-tengah masyarakat. Demikian halnya, telah maklum diyakini bahwa tidak akan ada kemuliaan kecuali dengan menerapkan Islam, dan untuk itu metodenya adalah dengan mendirikan negara Khilafah Islamiyah.
9. Perlu diketahui, bahwa penerapan syariat Islam dan penegakkan Daulah Khilafah Islamiyah dapat pula diwujudkan di Indonesia, bahkan wajib direalisasikan, karena hal itu merupakan kewajiban. Alasan adanya kelompok-kelompok non-Muslim di Indonesia sehingga Islam tidak layak diterapkan adalah lemah, tidak ada artinya. Karena Rasulullah SAW dan para Khulafa' ar-Rasyidin setelahnya, kemudian para khalifah setelah mereka, telah menerapkan Islam di dalam negara, yang sebagian rakyatnya non-Muslim seperti, Nasrani, Yahudi, dan lain-lain. Mereka telah hidup di bawah naungan Khilafah, Daulah Islamiyah, dalam kehidupan yang tenteram, serta diperlakukan adil dalam pemerintahan dan hukum, tanpa diskriminasi dalam keadilan, antara satu dengan yang lain, sekali pun agamanya berbeda. Semuanya itu terjadi dalam semua era Daulah Islamiyah. Nash-nash syara’ yang berkaitan dengannya juga sangat jelas, tidak ambigu dan kabur.
10. Dengan memperhatikan secara seksama hal-hal di atas, dan dengan memperhatikan apa yang Bapak nyatakan, bahwa Bapak mendambakan perubahan, maka berikut ini kami akan menjelaskan bagaimana perubahan yang diridhai oleh Allah SWT. dan Rasulullah SAW.:
ü Perubahan itu harus dilakukan dengan melenyapkan sistem Kapitalis Sekuler yang diterapkan di Indonesia, yang nota bene merupakan penyebab kenestapaan dan bencana di negeri ini. Lalu diganti dengan penerapan Islam. Dengan begitu, kedaulatan akan berada di tangan syara', dan hanya di tangan syara' saja.
ü Perubahan itu harus dengan menjadikan keamanan Indonesia berada di dalam keamanan Islam. Ini berarti harus memutus cengkraman asing, khususnya Amerika, di negeri ini; dan tidak ada intervensi kaum Kafir imperialis dalam pengaturan urusan rakyat. Ketika itulah, kedaulatan secara nyata berada di tangan negeri Muslim Indonesia, bukan di tangan yang lain.
ü Perubahan itu harus dilakukan dengan menjadikan negeri Muslim Indonesia bersama negeri kaum Muslim lainnya sebagai satu negeri di dalam satu negara, yaitu Khilafah Rasyidah. Dengan negara itulah, Islam dan kaum Muslim akan menjadi mulia dan kebaikan pun akan tersebar ke penjuru dunia.
Inilah perubahan yang diridai oleh Allah dan Rasul-Nya.
Dari sinilah kami menyampaikan surat ini kepada Bapak sebagai nasehat dan peringatan:
· Nasehat agar mengikuti syariat Allah SWT, karena agama ini merupakan nasehat, seperti yang disabdakan Rasulullah saw.:
«ÇóáÏøöíúäõ ÇáäøóÕöíúÍóÉõ¡ ÞõáúäóÇ: áöãóäú¿ ÞóÇáó: öááåö æóáößöÊóÇÈöåö æóáöÑóÓõæúáöåö æó öáÃóÆöãøóÉö ÇáúãõÓúáöãöíúäó æóÚóÇãóÊöåöã» (ÑæÇå ãÓáã).
Agama ini adalah nasehat. Kami bertanya, “Untuk siapa?” Beliau menjawab, “Untuk Allah, kitab dan Rasul-Nya, serta para pemimpin kaum Muslim dan mereka semuanya.” (HR. Muslim)
· Peringatan untuk tidak menyimpang dari syariat Allah SWT. Karena maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya akan menyebabkan kesengsaraan di dunia dan siksa di akhirat, sebagaimana firman Allah SWT.
.[ÝóáúíóÍúÐóÑö ÇáøóÐöíäó íõÎóÇáöÝõæäó Úóäú ÃóãúÑöåö Ãóäú ÊõÕöíÈóåõãú ÝöÊúäóÉñ Ãóæú íõÕöíÈóåõãú ÚóÐóÇÈñ Ãóáöíãñ]
Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih (TQS. An-Nur [24]:63).
Hizbut Tahrir akan terus menasehati dan mengingatkan, serta menyatakan yang hak, tanpa takut akan cacian orang yang mencaci, semata-mata karena Allah. Juga akan tetap menjadi penjaga Islam yang amanah, serta mata yang terus berjaga mengawasi kepentingan kaum Muslim, serta bersikap tegas terhadap semua konspirasi yang dilakukan oleh kaum Kafir dan para pendukung mereka untuk melawan kaum Muslim. Hizbut Tahrir juga akan tetap menjadi penolong bagi setiap Mukmin, baik penguasa maupun rakyat, dengan ikhlas semata karena Allah; bersikap benar terhadap Rasulullah dan selalu terikat dengan syariat Allah. Pada waktu yang sama, Hizbut Tahrir akan tetap menjadi duri dalam kerongkongan kaum Kafir Imperialis, dan siapa pun dari kaum Muslim yang bekerjasama dengan mereka, baik penguasa maupun rakyat biasa.
Terakhir, kami memohon kepada Allah SWT. agar Dia menunjukkan Bapak ke jalan petunjuk, hingga Bapak memilih kemuliaan di dunia dan akhirat untuk diri Bapak. Kemudian Bapak menerapkan syariat Allah, menjadi penolong bagi kaum Muslim yang tengah berjuang untuk mengembalikan Khilafah Rasyidah. Bapak membantu dan mendukung mereka, dan tidak sekali-kali menjadi penolong kaum Kafir Imperialis dalam memerangi kaum Muslim dengan alasan memerangi terorisme. Padahal isu terorisme telah dijadikan musuh-musuh Islam, khususnya Amerika, sebagai justifikasi yang penuh kehinaan dan kebohongan dalam rangka memerangi Islam dan kaum Muslim.
.[íóÇÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÁóÇãóäõæÇ ÇÓúÊóÌöíÈõæÇ áöáøóåö æóáöáÑøóÓõæáö ÅöÐóÇ ÏóÚóÇßõãú áöãóÇ íõÍúíöíßõãú]
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu (TQS. Al-Anfaal [8]: 24)
Akhir dari seruan kami, bahwa segala puji itu hanya milik Allah Tuhan Semesta Alam.
Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuhu
Jakarta, 8 Januari 2005
Hormat Kami
Hizbut Tahrir Indonesia
|
|
|
Post by joharicom on Apr 29, 2006 1:52:27 GMT -1
semoga berjaya.....
|
|
|
Post by ikan patin on May 4, 2006 7:18:25 GMT -1
Berikut adalah surat tersebut diterjemahkan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia:- ÈÓã Çááå ÇáÑÍãä ÇáÑÍíã SURAT TERBUKA KEPADA KONFERENSI AL-QUDS – TEHRAN (Diselenggarakan pada 18 Rabiul Awwal 1427 H – 15/4/2006M) Saudara-saudara yang Mulia Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh Surat ini, dengan izin Allah, adalah pernyataan yang haq. Kami tujukan kepada Anda untuk menerangi jalan para pejuang yang ikhlas dan jujur bagi tanah yang baik dan penuh berkah, Palestina, terlebih karena konferensi Anda diadakan setelah peringatan agung dan mulia dalam benak setiap Muslim; peringatan akan peristiwa agung, yang telah membebaskan seluruh umat manusia dari kegelapan menuju cahaya (Islam) dengan izin Tuhan mereka menuju jalan yang mulia dan terpuji, peringatan Maulid Rasulullah ---shalla-Llahu 'alyhi wa alihi wa shahbihi wa sallam--- dimana Anda berkumpul dengan tema: tempat isra' dan mi'raj Nabi, shalawatu-Llah wa salamuhu 'alayhi wa 'ala alihi wa shahbihi ajma'in. Wahai saudara-saudara yang Mulia Kami ingin konferensi tersebut diadakan atas nama Palestina, semua Palestina, bukan hanya al-Quds, sehingga nama tersebut tidak menjadi jalan bagi orang-orang yang hatinya mengidap penyakit, sehingga mereka menjadikan persoalan tersebut hanya berkaitan dengan al-Quds saja, sementara mereka tetap berdiam diri terhadap wilayah Palestina yang lain. Memang benar, bahwa al-Quds adalah tema yang paling menonjol tentang Palestina. Secara etimologis juga boleh menyebut sebagian dengan maksud keseluruhan, tetapi kami tetap menginginkan agar kita menutup semua celah yang bisa menjadi jalan terjadinya makar busuk: ]æóáÇó íóÍöíÞõ ÇáúãóßúÑõ ÇáÓøóíøöÆõ ÅöáÇøó ÈöÃóåúáöåö[ Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri. (TQS. Fathir [35]: 43) Karenanya, kami menujukan surat kami ini kepada konferensi Anda, sebagai konferensi Palestina, untuk seluruh Palestina, dan al-Quds sebagai jantungnya yang berdenyut, yang tidak bisa dipisahkan dari Palestina, dan Palestina pun tidak mungkin dipisahkan darinya bagi setiap Muslim yang mengimani Allah, Hari Akhir dan bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan-Nya. Wahai saudara-saudara, kami menyadari bahwa Palestina, dan jantungnya yang berdenyut itu tidak akan bisa dikembalikan oleh sebuah konferensi dengan para oratornya yang meneriakkan suaranya tinggi-tinggi di tempatnya sebagai ujud kerinduannya kepada Palestina. Sekali-kali, ini tidak akan bisa mengembalikan sejengkal pun dari Palestina yang berdaulat dan berkuasa penuh. Palestina hanya membutuhkan pekikan seorang Khalifah yang lurus dan adil, yang akan memimpin dan menjadi tameng perang. Dengan pekikan Islam yang dilontarkannya, dia akan mengerahkan pasukan Islam untuk berangkat ke Palestina. Dialah yang akan membisingkan telinga orang-orang Yahudi dengan desingan pedang, sebelum lantunan kata dan nada sampai ke telinga mereka. Meski demikian, kami tetap memutuskan untuk mengirim surat ini kepada Anda, barangkali untaian kalimatnya bisa mencerahkan Anda, sehingga bisa mendorong Anda mengikuti jalan yang benar untuk mengenyahkan entitas Yahudi, dan mengembalikan Palestina secara utuh ke negeri Islam. Wahai saudara-saudara Palestina mulai menjadi mutiara dalam sejarah kaum Muslim sejak disatukan oleh Allah SWT. dengan rumah suci-Nya, dalam satu kesatuan, tatkala Allah memperjalankan Rasul-Nya saw. dari masjid al-Haram ke masjid al-Aqsha: ]ÓõÈúÍóÇäó ÇáøóÐöí ÃóÓúÑóì ÈöÚóÈúÏöåö áóíúáÇð ãöäó ÇáúãóÓúÌöÏö ÇáúÍóÑóÇãö Åöáóì ÇáúãóÓúÌöÏö ÇáÃóÞúÕóì ÇáøóÐöí ÈóÇÑóßúäóÇ Íóæúáóåõ[ Maha Suci Dzat yang telah memperjalankan hamba-Nya di malam hari, dari masjid al-Haram hingga ke masjid al-Aqsha, yang telah Kami berkati sekelilingnya. (TQS. al-Isra' [17]: 01) Maka, Allah telah menjadikannya sebagai tanah yang baik dan penuh berkah. Allah pun menautkan hati kaum Muslim untuk menatap ke Palestina (Bayt al-Maqdis), dengan menjadikannya sebagai kiblat mereka yang pertama, sebalum Allah mengubah kiblat mereka yang kedua (Ka'bah al-Musyarrafah), sepuluh bulan setelah hijrah. Semuanya itu sebelum Palestina menjadi bagian dari pemerintahan Islam, tatkala dibebaskan oleh Khalifah yang kedua, 'Umar bin al-Khatthab ra. pada tahun 15 H, yang diambilalih dari Savironius, dan diikat dengan penjanjian beliau yang sangat masyhur (al-'Ahdah al-'Umariyah), yang isinya antara lain ---berdasarkan permintaan kaum Nasrani di sana--- agar di sana mereka (kaum Nasrani) tidak hidup berdampingan dengan orang-orang Yahudi. Palestian juga telah menjadi mutiara dalam sejarah kaum Muslim sebelum dan setelah dibebaskan. Palestina pernah menjadi pusat kekuatan di negeri kaum Muslim. Tatkala Palestina mendapat serangan agresor, pasti dia akan dihabisi di sana, berapapun lama serangan mereka. Palestina telah menjadi kuburan tentara Salib dan Tatar, dan dengan izin Allah juga akan menjadi kuburan bagi musuh-musuh Allah, kaum Yahudi. Di sana pernah terjadi peperangan yang sangat menentukan, baik dengan tentara Salib maupun Tatar: Hittin (583 H/1187 M) dan Ain Jalut (658 H/1260 M). Dengan izin Allah, akan disusul dengan peperangan-peperangan berikutnya yang sangat menentukan dengan kaum Yahudi untuk mengembalikan Palestina secara utuh dan murni kepada negeri Islam. Masalah Palestina mulai bergerak menjadi masalah internasional pada era modern sejak zaman Khalifah 'Utsmani, 'Abdul Hamid. Yaitu ketika para pemimpin Yahudi melakukan kerjasama dengan negara-negara Kafir saat itu, khususnya Inggeris, hingga mereka mendapatkan tempat tinggal di Palestina. Mereka berusaha mengeksploitasi krisis moneter di dalam negara Khilafah 'Utsmaniyah. Heartzel, pemimpin senior Yahudi ketika itu, pada tahun 1901 M menawarkan untuk menutupi defisit kas negara sebagai kompensasi, namun Khalifah 'Abdul Hamid menolak menemuinya. Pernyataan Khalifah yang sangat populer kepada Shadr al-A'dham untuk disampaikan kepada Heartzel, sebagai jawaban atas tawarannya adalah: "Nasehati Dr. Heartzel untuk tidak mengambil langkah serius dalam masalah ini. Karena saya tidak bisa melepaskan sejengkal pun tanah Palestina.. Karena tanah tersebut bukan milikku.. Tetapi, milik umat Islam.. Rakyatku telah berjuang untuk mendapatkan tanah ini, dan mereka pun telah menumpahkan darah.. Maka, suruh orang-orang Yahudi itu menyimpan kembali jutaan uang mereka.. Kalau suatu hari negara Khilafah ini terpecahbelah, maka saat itulah mereka baru bisa mengambil Palestina tanpa imbalan. Selama saya masih hidup, niscaya detak jantung di tubuhhku ini masih lebih kecil bagiku, ketimbang saya harus menyaksikan Palestina lepas dari negara Khilafah. Dan ini tidak akan terjadi. Karena saya tidak mau tubuh kami dioutopsi, sementara kami masih hidup." Prediksi beliau ---semoga Allah merahmatinya--- memang benar. Tidak lama setelah Khilafah dihancurkan pada 28 Rajab 1342 H, bertepatan dengan tanggal 3 Maret 1924 M, para penguasa yang menjadi antek penjajah hadir di negeri kaum Muslim untuk menjalankan instruksi kaum Kafir penjajah, dengan memuluskan kaum Yahudi untuk menduduki Palestina, bahkan menguasai kawasan lain, di luar Palestina. Wahai saudara-saudara, Cikal bakal yang rusak dan merusak inilah yang menjadi langkah pertama, yang telah dilakukan oleh kaum Kafir penjajah, khususnya Amerika dan Yahudi, caranya dengan bekerjasama dengan para penguasa negeri Islam, khususnya yang berada di sekitar Palestina. Kami tegaskan, inilah langkah pertama: merampas sebagian besar wilayah Palestina dan mendirikan entitas Yahudi di sana. Inilah langkah pertama. Bahaya mengerikan yang menimpa Palestina, tanah yang baik dan diberkati. Langkah-langkah berikutnya juga sama-sama berbahaya, bahkan sangat berbahaya, yaitu upaya mendapatkan pengakuan kaum Muslim, khususnya bangsa Arab, lebih khusus lagi bangsa Palestina sendiri supaya entitas Yahudi bisa menetap di Palestina dengan aman dan tenteram. Kaum Kafir penjajah telah mengambil pelajaran, dan mereka tidak akan melupakannya, yaitu melalui Perang Salib. Mereka tahu, bahwa bangsa Eropa benar-benar telah berusaha dengan sekuat tenaga menyerang jantung negeri kaum Muslim, Palestina, dengan pasukan yang berjumlah besar, yang dipersiapkan oleh kerajaan-kerajaan dan bangsa-bangsa Eropa dan dihimpun di bawah panji Salib. Mereka hanya berhasil menduduki sebagian besar wilayah Syam, sementara mereka tidak bisa menetap di sana, dan tidak pernah diakui oleh penduduknya. Peperangan mereka berlanjut hingga bertahun-tahun sampai dua ratus tahun. Pada akhirnya, mereka pun berhasil diusir dan dihalau dari sana dengan hina-dina dan memalukan, tanpa hak sedikit pun untuk mendiami Palestina. Kaum Kafir mengetahui semuanya itu, bahwa pendudukan terhadap negeri kaum Muslim, jika tetap menjadi bagian yang asing, pasti tidak akan diakui oleh penduduk setempat. Pendudukan seperti ini akan berakhir dan diakhiri, sekalipun memakan waktu panjang dan berlarut-larut. Tentara Salib telah diusir dari Palestina dengan memalukan setelah dua abad, atau setelah beberapa generasi. Inilah pelajaran yang diambil oleh kaum Kafir penjajah, dan telah dipelajari oleh kaum Yahudi, bahwa pendudukan atas negeri kaum Muslim dengan kekuatan tidak akan pernah memberikan keamanan, ketenteraman, kedamaian dan stabilitas bagi pasukan pendudukan. Jalan untuk mestabilikan keadaan mereka adalah, mereka harus dilebur dengan kawasan tersebut, dan agresor ini diakui oleh penduduk dari kawasan tersebut. Dari sinilah, kemudian muncul langkah-langkah berikutnya. Pertama, Perjanjian Damai tahun 1939 M, sebagai bentuk pengakuan terhadap entitas yang mencaplok Palestina. Sebab, mengadakan perjanjian dengannya, berarti secara tidak langsung memberi pengakuan kepadanya. Setelah itu, diikuti langkah-langkah berikutnya, melalui sejumlah pertemuan tartutup dan semi tertutup antara beberapa penguasa dengan negara Yahudi, sampai para penguasa tersebut mendirikan organisasi pembebasan Palestina (PLO) untuk mereka nobatkan sebagai pengemban tugas yang akan memberikan pengakuan kepada entitas Yahudi di Palestina, meski mereka tidak sendiri. Perjalanannya mulai cepat melalui sejumlah peperangan yang tidak terencana, buatan atau sengaja digerakkan. Masing-masing kemudian diikuti dengan penarikan diri, yang satu lebih buruk ketimbang yang lain. Setiap kali peperangan menghadapi Yahudi, mereka selalu kalah. Terkadang karena kelalaian mereka, dan ketaksadaran mereka yang sedemikian. Terkadang karena konspirasi dan pengkhianatan mereka yang sangat mengerikan. Begitulah, akhirnya telah terjadi beberapa peperangan, tahun 1956, 1967, 1973, dan 1982. Dan mereka telah memberikan porsi kepada entitas Yahudi yang lebih besar, ketimbang Palestina. Mereka pun terus bernyanyi, seraya berkata: "Kita telah mengalahkan tujuh pasukan dalam Perang Kemerdekaan pada tahun 1948, dan telah mengalahkan enam pasukan dalam Perang Enam Hari, bahkan Perang Enam Jam. Kita terikat dengan KTT Golan dan KM 101 melalui Kaero-Swes setelah kekalahan dua pasukan terkuat Arab, dan kita pun memasuki pedalaman Beirut. Akhirnya, kita diselamatkan oleh organisasi tersebut..." Begitulah, entitas Yahudi itu pun menyanyikan kemenangannya, padahal itu bukanlah kemenangan yang sesungguhnya, melainkan karena dukungan negara-negara Kafir penjajah dan pengkhianatan para penguasa kaum Muslim. Kalau tidak, pasti bangsa Yahudi itu tidak akan sanggup berperang. Karena mereka itu persis seperti yang digambarkan oleh Allah SWT.: ]æóÅöäú íõÞóÇÊöáõæßõãú íõæóáøõæßõãõ ÇáÃóÏúÈóÇÑó Ëõãøó áÇó íõäúÕóÑõæäó[ Dan jika mereka berperang dengan kamu, pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang (kalah). Kemudian mereka tidak mendapat pertolongan. (TQS. Ali 'Imran [03]: 111) Selama mereka terus melarikan diri dalam peperangan-peperangan ini, kalau begitu peperangan ini bukanlah peperangan para penguasa itu yang sebenarnya dengan mereka, melainkan bentuk konspirasi dan melarikan diri dari mereka. Setiap peperangan tersebut selalu diikuti dengan penarikan diri: Pasca Perang tahun 1956 M, sebagian wilayah Gaza akhirnya diduduki Yahudi. Setelah tahun 1967 M, dimana Resolusi 242, sebagai pengakuan resmi pertama terhadap entitas Yahudi di Palestina tahun 1948 M, maka masalah tersebut telah dinyatakan sebagai masalah pendudukan 1967 M, dan ini mulai dinyatakan secara terbuka oleh para penguasa, tanpa basa-basi. Kemudian, setelah tahun 1973, ditambahkan beberapa Resolusi yang lebih tegas dan kuat, yaitu no 338 dan 339. Di dalam Resolusi tersebut secara final dan tanpa berbelit-belit lagi telah ditetapkan, bahwa Israel adalah sebuah negara di Palestina, dan tuntutan paling maksimal yang bisa dituntut oleh bangsa Arab adalah penarikan diri Israel dari tanah yang telah didudukinya pada tahun 1967 M. Mereka pun harus bisa hidup berdampingan dengannya dengan aman dan damai. Setelah tahun 1982 M, disepakatilah Piagam Mc Lockky dengan Ketua PLO, isinya secara terbuka PLO mengakui Resolusi PBB yang berkaitan dengan Palestina, dan secara tegas menyatakan berdirinya negara Israel. sambungan...............................
|
|
|
Post by ikan patin on May 4, 2006 7:18:54 GMT -1
Setelah itu, pengakuan terhadap entitas Yahudi mulai dilakukan secara terbuka dan bersifat bilateral, tidak lagi menggunakan cover PBB, yang membuat orang tersesat, sehingga mereka pun mengatakan, bahwa Resolusi tersebut bersifat internasional, berasal dari PBB. Sekarang, mereka telah hilang rasa malunya, sehingga tidak membutuhkan sehelai kertas pun untuk menutupi aurat mereka. Begitulah yang terjadi dengan Perjanjian Camd David tahun 1977 M, dan Konferensi Aljazair tahun 1988 M, yang intinya PLO mengadopsi pendirian sebuah negara di samping negara Israel, dan perjuangan pembebasan Paletina secara terang-terangan telah dihilangkan. Kemudian Konferensi Madrid tahun 1991 M, yang telah mengumpulkan negara-negara ring (Palestina), seperti Mesir, Yordania, Lebanon, Suriah, PLO dan negara Yahudi. Dengan kata lain, ini merupakan pengakuan secara terbuka negara-negara tersebut kepada entitas Yahudi. Maka, dilakukanlah Perjanjian Oslo I tahun 1993 M dan II Gaza-Jerico tahun 1994 M, dimana pengakuan kepada negara Yahudi itu justru semakin menguat. Sesuatu yang menyebabkan kaum Kafir penjajah dan Yahudi itu tidak sedang bermimpi, bahwa penduduk Palestina akan mengakui pendudukan Yahudi atas tanah mereka, dan mendirikan sebuah negara di sana, lalu apa imbalannya? Imbalannya adalah kemungkinan Yahudi menarik diri dari sebagian wilayah yang telah diduduki pada tahun 1967 M untuk didirikan menjadi sebuah negara atau semi negara bagi mereka, dengan kedaulatan pada sebagian wilayahnya, dan sebagiannya lagi untuk Palestina.
Kemudian daftar itu pun berulang-ulang. Diumumkanlah Perjanjian Wadi 'Arabah, diikuti dengan perjanjian sejenis, Oslo dengan penguasa, Way Rever, Sharm as-Syaikh, Road Map (Peta Jalan Damai)... Suriah tetap saja menuntut agar negara Yahudi itu menarik diri dari dataran tinggi Golan, maka rezim Suriah akan mengakui negara Yahudi, sementara entitas Yahudi menginginkan pengakuan dari Suriah tanpa harus menarik diri dari dataran tinggi Golan. Israel berpendapat, itu tidak ada kaitannya. Karena dia menduduki dataran tinggi Golan sementara garis depan dari arah Suriah tunduk kepada Yahudi tanpa perlawanan dan peperangan. Dengan kata lain, alotnya upaya perdamaian dengan Suriah itu sebenarnya berasal dari entitas Yahudi, bukan dari rezim Suriah. Rezim ini menginginkan perjanjian seperti perjanjian-perjanjian yang telah dilakukan Mesir dan Yordania, baik dengan syarat Yahudi menarik diri, sementara mereka menolak tentara Suriah menguasai wilayah yang telah dikosongkan oleh Yahudi, sebagaimana yang mereka lakukan dengan Mesir; ataupun berpura-pura menarik diri kemudian mereka menyewa wilayah yang telah mereka kosongkan, sebagaimana yang mereka lakukan dengan Yordania. Namun, kali ini mereka menginginkan perjanjian dengan Suriah tanpa harus menarik diri sepenuhnya dari dataran tinggi Golan dengan cara apapun, asalkan rezim Suriah tidak kehilangan muka.
Setelah itu, sempurnalah pengakuan negara-negara Arab hingga jauh dari batas terirorial Palestina. Itu terjadi setelah KTT Beirut 2002 M, tatkala KTT mengumumkan inisiatifnya dengan menjadikan masalah tersebut secara terbuka dan terang-terangan sebagai masalah bangsa Arab menyangkut wilayah yang telah diduduki pada tahun 1967 M; dan sang agresor tahun 1948 M itu adalah negara Israel. Meski pengumuman mereka ini menghilangkan hak Palestina, namun mereka tetap menyebut KTT mereka di Beirut itu sebagai KTT Hak Bangsa Arab.
Amerika, Eropa dan entitas Yahudi kemudian melihat, bahwa mereka yang mengakui entitas Yahudi, baik rezim ataupun pemerintahan, adalah mereka yang mengibarkan bendera Sekularisme, sementara mereka yang mengibarkan bendera Islam tetap tidak mengakui. Mereka khawatir, ini akan menyebabkan entitas Yahudi mendapat serangan pada bagian kepala, sehingga mereka pun mulai membuat rancangan untuk mendapatkan pengakuan gerakan-gerakan Islam, atas nama Islam moderat. Tetapi bagaimana? Benak mereka pun tidak menyadari adanya rancangan busuk untuk bergabung dengan orang yang mereka sebut sebagai kaum moderat dalam institusi rezim yang ada dalam pemerintahan Palestina. Pada saat itulah, gerakan-gerakan ini akan menjadi bagian dari institusi resmi, sehingga akan meninggalkan aksi perlawanan, dan bersikap lunak. Bukan karena mengingat Allah, melainkan untuk bekerjasama dengan Yahudi dan mengakui eksistensi mereka.
Sarananya adalah pemilihan umum. Mereka tahu, bahwa aroma kebobrokan tokoh-tokoh rezim dan pemerintahan tersebut telah menjadi rahasia umum. Lalu pemilu seperti apa yang akan membawa keberhasilan mereka yang menyerukan Islam, dimana mereka bukan dalam rangka menghancurkan rezim dan keterkaitan rezim tersebut; sebaliknya mereka justru terlibat dalam institusi dan entitasnya.
Begitulah, mereka pun akhirnya berhasil memasukkan Islam moderat dalam institusi rezim, sebagaimana yang kita lihat di Mesir dan lain-lain. Bahkan, yang lebih kuat dan nyata lagi adalah apa yang mereka raih di Palestina. Di mana mereka berhasil menyelenggarakan pemilu di bawah bayang-bayang pendudukan Yahudi, dengan izin mereka dan diatur sedemikian rupa oleh Amerika dan Eropa agar mereka berhasil menempatkan orang yang menyerukan Islam untuk menduduki parlemen dan pemerintahan yang ada berdasarkan Perjanjian Oslo. Dengan begitu, kaum Muslim mulai menyerukan Palestina tahun 1967 M, bukan Palestina 1948 M, sehingga kriminalisasinya bukan pada pengakuan terhadap entitas Yahudi tahun 1948 M, melainkan pendudukan entitas Yahudi atas tanah-tanah tersebut tahun 1967 M! Dengan demikian, sempurnalah lingkaran yang melenyapkan Palestina atas nama kaum Sekular, lalu sekarang atas nama aktivis Islam.
Wahai saudara-saudara
Pendek kata, konferensi Anda ini seharusnya merupakan ungkapan kebenaran, atau setidak-tidaknya mau mendengarkan ungkapan kebenaran, sehingga yang lebih pantas kita (termasuk Anda) tetapkan adalah meletakkan posisi titik-titik para huruf-hurufnya. Konferensi Anda adalah dalam rangka membahas masalah yang penuh berkah, yaitu tempat isra' dan mi'raj Rasulullah saw. Ini tidak perlu penakwilan, berbelit atau berputar-putar lagi, sekalipun ada yang tidak suka atau marah. Sebaliknya, yang harus menjadi tujuan adalah agar Raja diraja dunia ini, Allah SWT tidak marah. Inilah yang wajib bagi kaum Muslim, yaitu mendapatkan ridha Allah dan Rasul-Nya, bukan ridha orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya.
Lalu bagaimana benak setiap Muslim yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah, menyikapi masalah yang agung ini?
Pertama, pengakuan terhadap entitas Yahudi pada sebagian wilayah Palestina, baik kecil maupun besar, sesungguhnya merupakan pengkhianatan kepada Allah, Rasul-Nya dan orang-orang Mukmin. Karena bumi Palestina telah dibebaskan oleh kaum Muslim dengan darah mereka, sehingga tidak sejengkal pun tanahnya yang tidak bercampur dengan darah-darah para syuhada', debu kuda dan telapak kaki Mujahidin. Palestina adalah tanah yang menjadi hak milik seluruh kaum Muslim, bukan milik bangsa Palestina dan Arab. Setiap Muslim, apapun ras dan warna kulitnya tidak menyerahkan sejengkal pun tanah tersebut, karena tanah itu bukan hak miliknya, yang bisa diperjualbelikan kepada kaum Kafir seenaknya. Dengan demikian, pengakuan terhadap sejengkal tanah Palestina untuk bangsa Yahudi itu sesungguhnya sama dengan memaklumkan perang kepada Allah, Rasul-Nya dan orang-orang Mukmin.
Pengakuan tersebut, wahai saudara-saudara, bukan saja dengan diumumkannya pembukaan keduataan, melainkan bisa dengan cara-cara lain:
1- Loyal dan tunduk kepada kaum Kafir penjajah yang telah mendirikan negara Yahudi sebenarnya juga merupakan bentuk pengakuan terhadap negara Yahudi;
2- Berunding dengan entitas Yahudi dan bertemu dengan para penanggungjawab entitas ini, apapun tema perundingan dan pertemuannya: jasa, keamanan, atau politik, adalah sebuah bentuk pengakuan;
3- Mengadakan perjanjian, apapun bentuknya, dengan entitas ini adalah juga bentuk pengakuan;
4- Mengalihkan isu pendudukan Palestina tahun 1948 M menjadi masalah pendudukan entitas Yahudi atas Tepi Barat dan Gaza tahun 1967 M, juga merupakan bentuk pengakuan;
5- Setuju dengan berbagai keputusan internasional yang mengakui entitas Yahudi juga merupakan bentuk pengakuan;
6- Menjadikan isu pelarian sebagai isu kemanusiaan dengan mengembalikan orang-orang yang melarikan diri ke Palestina di bawah perlindungan negara Israel, padahal seharusnya Palestinalah yang harus dikembalikan kepada orang-orang yang melarikan diri itu, dan negara Israel harus dihancurkan, juga merupakan bentuk pengakuan;
7- Membuntuti dan menangkap orang yang menyerukan dilenyapkannya entitas Yahudi juga merupakan bentuk pengakuan;
8- Membuntuti dan menangkap orang yang menyatakan, bahwa Perjanjian Camd David, Oslo, Wadi 'Arabah dan sejenisnya adalah pengkhianatan kepada Allah, Rasul-Nya dan orang-orang Mukmin juga merupakan bentuk pengakuan;
9- Semua bentuk penyesatan kepada kaum Muslim, pemutarbalikan fakta atau bujukan kepada penduduk Palestina dengan berputar-putar dan berbelit-belit agar mereka bersedia menerima pembagian Palestina menjadi dua negara, Yahudi dan pemerintah (Pelestina) semuanya ini juga merupakan bentuk pengakuan;
10- Seruan untuk meminta fatwa agar entitas Yahudi bisa diterima di Palestina, dengan tanpa rasa malu, adalah jalan untuk mendapatkan pengakuan. Karena mengakui entitas Yahudi merupakan dosa besar, dan hukumnya haram, sangat diharamkan. Haram tetap haram, menurut syariat, bukan menurut hasil fatwa. Maka, tidak boleh minta fatwa agar khamer bisa diterima (menjadi halal).
11- Segala bentuk kelancangan kepada Allah dan Rasul-Nya dengan menggambarkan Perjanjian Gencatan Senjata atau Damai dengan Yahudi itu seperti Perjanjian Hudaibiyah merupakan bentuk pengakuan yang lebih kuat dan busuk. Padahal ada perbedaan yang sangat mendasar antara Perjanjian Damai Hudaibiyah dengan bentuk perjanjian apapun dengan Yahudi. Karena:
· Rasulullah Saw telah mengadakan perjanjian dengan kaum Kafir, sementara mereka tetap berada di wilayah mereka sendiri, bukan menduduki wilayah kaum Muslim. Entitas kaum Kafir Makkah tetap berada di wilayah mereka sebelum ditaklukkan Islam. Dengan kata lain, kasus ini lebih cocok dengan Perjanjian dengan Venezuela (bukan dengan Israel), misalnya, dimana Venezuela tidak menduduki wilayah kaum Muslim.
· Rasulullah Saw tidak mengadakan perjanjian dengan Quraisy, dengan menghentikan kondisi peperangan dengan mereka, sebaliknya perjanjian tersebut dibatasi dengan tenggat waktu tertentu.
· Rasulullah Saw mengadakan perjanjian dengan mereka untuk menghalangi bantuan Yahudi Khaibar kepada mereka dalam memerangi Rasul, dimana mereka sangat luar biasa permusuhannya kepada Rasul dan kaum Muslim. Karena itu, begitu Rasulullah Saw kembali dari Perjanjian Damai Hudaibiyah, beliau langsung memerangi Yahudi Khaibar.
· Rasulullah Saw juga mengadakan perjanjian dengan Quraisy yang mempunyai dominasi di tanah Arab agar mereka mengakui entitas kaum Muslim, sehingga rintangan yang menghalangi kabilah-kabilah Arab lain untuk masuk Islam benar-benar sirna.
Jadi, itu merupakan perjanjian sementara, dan tidak menghentikan peperangan dengan kaum Kafir. Sebaliknya, perjanjian tersebut untuk mendeklarasikan negara Islam di jazirah Arab, menghancurkan entitas Yahudi Khaibar serta melenyapkan rintangan bagi kabilah-kabilah Arab untuk masuk Islam, di mana mereka sebelumnya takut kepada Quraisy. Juga merupakan bentuk perjanjian dengan kaum Kafir, di mana mereka tetap berada di wilayah mereka, bukan dengan sebuah entitas yang sedang menduduki wilayah kita. Di luar semuanya itu, perjanjian tersebut berdasarkan wahyu dari Allah, sehingga merupakan pertolongan dan kemenangan yang nyata.
Lalu, di mana kedudukan ini jika dihadapkan dengan pengakuan kepada Yahudi atas pendudukan wilayah kaum Muslim? Bumi seperti apa? Bumi itu adalah bumi penuh berkah, tempat isra' dan mi'raj Rasulullah saw. Kiblat yang pertama, dan salah satu dari ketiga tanah suci yang diperintahkan untuk dikunjungi?!
Kedua, bahwa solusi masalah ini bagi siapapun yang mau melihat sudah sangat jelas, yaitu menghancurkan entitas Yahudi dan mengembalikan Palestina secara utuh ke dalam wilayah Islam. Inilah satu-satunya solusi, bukan yang lain. Allah SWT. berfirman:
]æóÃóÎúÑöÌõæåõãú ãöäú ÍóíúËõ ÃóÎúÑóÌõæßõãú[
Dan usirlah mereka, sebagaimana mereka mengusir kalian. (TQS. al-Baqarah [02]: 191)
Siapa saja yang mengusir kaum Muslim dari wilayah mereka, maka wajib diusir dari wilayah yang mereka duduki. Dalam hal ini tidak ada kompromi, sehingga tidak boleh membagi tempat dengan mereka, sebaliknya mereka harus diusir. Itu berarti entitas mereka harus dilenyapkan, dan Palestina dikembalikan secara utuh ke dalam wilayah Islam.
Ada yang bertanya: Apakah mungkin entitas Yahudi bisa dilenyapkan?
Untuk orang yang bertanya ini, kami harus sampaikan: Kemungkinan itu tetap ada. Ini ditegaskan oleh Kitab Allah, Sunah Rasul-Nya kemudian fakta yang ada: Mengenai firman Allah, Allah SWT. menyatakan agar memerangi Yahudi:
]áóäú íóÖõÑøõæßõãú ÅöáÇøó ÃóÐðì æóÅöäú íõÞóÇÊöáõæßõãú íõæóáøõæßõãõ ÇáÃóÏúÈóÇÑó Ëõãøó áÇó íõäúÕóÑõæäó[
Sekali-kali mereka tidak akan bisa membahayakan kalian, selain gangguan celaan saja. Dan jika mereka berperang dengan kamu, pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang (kalah). Kemudian mereka tidak mendapat pertolongan. (TQS. Ali 'Imran [03]: 111)
Jadi, yang dibutuhkan adalah peperangan kaum Muslim melawan Yahudi. Kami tegaskan sekali lagi, peperangan, bukan sandiwara perang.
Mengenai hadits Rasulullah Saw adalah sabda beliau yang menyatakan:
«ÓóÊõÞóÇÊöáõæúäó íóåõæúÏó æóÊóÞúÊõáõæúäóåõãú ÍóÊìøó íóÞõæúáó ÇáÔøóÌóÑõ æóÇáúÍóÌóÑõ íóÇ ãõÓúáöãõ íöÇ ÚóÈúÏó Çááåö åóÐóÇ íóåõæúÏöíú æóÑóÇÆöíó ÊóÚóÇáó ÝóÇÞúÊõáúåõ ÅöáÇøó ÇáÛøóÑúÞóÏõ ÝóÅöäøóåõ ãöäú ÔóÌóÑö ÇáúíóåõæúÏö»
Kalian akan memerangi Yahudi. Kalian akan membunuh mereka, hingga pohon-pohon dan batu-batupun berkata: Wahai kaum Muslim, wahai hamba Allah, ini orang Yahudi ada di belakangku, mari ke sini bunuhlah dia. Kecuali pohon Ghorqad, karena pohon tersebut merupakan pohon Yahudi.
Hadits ini membuktikan, bahwa rasa takut itu benar-benar akan memenuhi benak kaum Yahudi, karena banyak di antara mereka yang terbunuh. Sampai-sampai kalau salah seorang di antara mereka bersembunyi di bekalang bebatuan atau pohon, dia mengira kalau pohon atau batu tersebut akan menyampaikan ihwal mereka kepada tentara kaum Muslim, kecuali pohon yang memang dikultuskan oleh orang Yahudi, yaitu pohon Gharqad, di mana orang Yahudi tersebut merasa tenteram bersembunyi di belakangnya. Semuanya ini merupakan penjelasan tentang kekalahan yang menimpa orang-orang Yahudi itu.
Adapun fakta real, telah kita saksikan sebuah epik kepahlawanan di antara pemuda dan pemudi Palestina. Sementara tentara-tentara Yahudi yang dilengkapi dengan persenjataan, ternyata tidak berani keluar dari tank-tank mereka untuk menghadapinya.
Pasukan buldoser kaum Muslim yang bagaikan singa meraung ini, semuanya siap berperang, dan merindukan surga. Namun, mereka dihalang-halangi oleh para penguasa mereka demi membantu saudara-saudara mereka.
Selain itu, umat pun berlomba untuk mensupport pasukan ini tatkala mereka maju berperang di jalan Allah ke Palestina.
Janji Allah, bahwa kaum Yahudi itu tidak akan menang dalam perang;
Kabar gembira dari Rasulullah, bahwa kita akan memerangi Yahudi, dan mengalahkan mereka.
Di negeri kaum Muslim juga terdapat pasukan yang besar.
Umat pun siap mendukung pasukan ini untuk berperang.
Sifat pengecut yang ditunjukkan Yahudi tidak akan bisa memecah belah mereka.
Lalu, apakah dengan semuanya itu entitas Yahudi tidak bisa dihancurkan?! Justru sangat mungkin, dan dengan izin Allah, sangat mungkin.
Kita umpamakan saja ada sebuah perdebatan, bahwa kemungkinan itu saat ini tidak ada. Maka, minimal kondisi peperangan antara kita dengan Yahudi itu harus tetap dipertahankan, tanpa adanya proses perundingan atau pengakuan hingga Palestina memiliki pasukan di bawah naungan negara Khilafah kaum Muslim berdasarkan tuntunan kenabian, yang akan mengembalikan kemuliaan mereka, dan merealisasikan janji Allah dan kabar gembira Rasulullah, sehingga bisa menghancurkan entitas Yahudi, dan mengembalikan Paletina secara utuh ke dalam wilayah Islam.
Jika generasi ini tidak bisa membebaskan Palestina, minimal Palestina akan diserahkan kepada generasi berikutnya, bukan dengan dijual kepada kaum Yahudi, menarik diri atau meninggalkan sejengkal wilayahnya. Sebab, umat ini tidak pernah kehabisan tokoh, sebaliknya selalu ada kebaikan di dalamnya hingga Hari Kiamat.
Wahai saudara-saudara,
Ini surat yang kami sampaikan kepada Anda, tulus bersama Anda, ikhlas semata-mata demi Allah, Rasul-Nya dan orang-orang Mukmin, serta demi tanah yang penuh berkah, Palestina, al-Quds, juga tempat isra' dan mi'raj Rasul, orang yang jujur dan terpercaya. Kami akhiri surat ini, sebagaimana kami buka:
]ÓõÈúÍóÇäó ÇáøóÐöí ÃóÓúÑóì ÈöÚóÈúÏöåö áóíúáÇð ãöäó ÇáúãóÓúÌöÏö ÇáúÍóÑóÇãö Åöáóì ÇáúãóÓúÌöÏö ÇáÃóÞúÕóì ÇáøóÐöí ÈóÇÑóßúäóÇ Íóæúáóåõ[ Maha Suci Dzat yang telah memperjalankan hamba-Nya di malam hari, dari masjid al-Haram hingga ke masjid al-Aqsha, yang telah Kami berkati sekelilingnya. (TQS. al-Isra' [17]: 01)
Wassalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
17 Rabiul Awwal 1427 H Hizbut Tahrir 15 April 2006 M
|
|